Konus.id, PPU – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Penajam Paser Utara (PPU), Syahrudin M Noor, menekankan bahwa konsep Merdeka Belajar harus dimaknai lebih dari sekadar formalitas.
Ia menggarisbawahi bahwa pendidikan merupakan pilar utama dalam pembangunan di PPU, dan konsep Merdeka Belajar diharapkan membawa perubahan signifikan, memberi siswa kebebasan untuk menemukan minat belajar mereka sendiri.
Syahrudin menyoroti bahwa Merdeka Belajar saat ini terlalu fokus pada prakarya, yang menurutnya kurang mencakup tujuan yang jelas. Bagi Syahrudin, konsep ini harus mampu membuka ruang lebih luas bagi siswa dalam mengembangkan potensi di berbagai bidang.
“Kita ingin siswa-siswa ini memiliki bakat yang beragam, seperti bernyanyi, musik, olahraga, dan sebagainya,” ujarnya.
Dengan penerapan Merdeka Belajar yang lebih luas, Syahrudin berharap sekolah bisa memberikan dukungan penuh kepada siswa untuk mengasah bakat mereka.
Ia bahkan telah berdiskusi dengan beberapa kepala sekolah untuk mempertimbangkan alokasi Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) guna menghadirkan pelatih bagi bidang-bidang olahraga seperti sepak bola, voli, dan karate.
“Kita tidak ingin siswa-siswa ini merasa terbatas hanya pada pembuatan prakarya saja, kita ingin memberikan kesempatan yang lebih luas,” katanya.
Dalam penerapan Merdeka Belajar yang inklusif, Syahrudin berharap siswa di PPU dapat lebih fokus pada bakat dan minat mereka.
Hal ini tak hanya bermanfaat bagi pengembangan diri siswa tetapi juga memperkuat fondasi pendidikan di PPU dalam menghadapi masa depan, termasuk tantangan yang dihadirkan oleh Ibu Kota Nusantara (IKN). (adv/dprd/ppu/dag)
