Konus.id, Samarinda – Dalam Reses Masa Sidang I Tahun 2024, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur , Andi Satya Adi Saputra, menyerap berbagai keluhan masyarakat di beberapa titik Kota Samarinda. Dua sektor utama yang menjadi perhatian warga adalah pendidikan dan kesehatan.
Sistem zonasi dalam dunia pendidikan, yang awalnya bertujuan untuk mengurangi ketimpangan jumlah siswa, ternyata masih menuai masalah. Andi mengungkapkan bahwa masyarakat kerap mengeluhkan eksekusi sistem zonasi yang dirasa tidak sesuai dengan harapan.
“Bahwa zonasi ini ternyata masih banyak masalah dalam pelaksanaannya. Eksekusi di lapangan ternyata masih banyak masalah,” ungkap Andi, (10/11/2024)
Ia mencontohkan kasus di mana siswa yang tinggal di dekat sekolah tidak diterima di sekolah tersebut, sehingga harus menempuh jarak yang lebih jauh untuk mengakses pendidikan.
“Misalnya ada anak di satu wilayah akhirnya tidak bisa masuk sekolah yang dekat dengan rumahnya,” tambahnya.
Selain pendidikan, Andi juga menyoroti masalah kesehatan yang menjadi keluhan utama warga, khususnya terkait pembiayaan. Banyak warga yang masih mengandalkan Kartu Indonesia Sehat atau menghadapi kendala karena iuran BPJS Kesehatan yang tidak aktif.
“Jadi warga masih banyak yang tidak mampu dan hanya mengandalkan Kartu Indonesia Sehat. Ada juga yang BPJS-nya tidak hidup karena mereka satu keluarga misalnya ada 7 orang atau 8 orang dengan iuran Rp. 43 ribu,”jelasnya.
Andi menyatakan keprihatinannya terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat. Ia berkomitmen untuk terus mengawal aspirasi yang telah disampaikan, terutama pada sektor pendidikan dan kesehatan, agar mendapatkan solusi yang nyata.
Melalui reses ini, diriny berharap dapat menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah dalam mencari jalan keluar atas permasalahan yang mereka hadapi, sekaligus memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi dengan lebih baik. (aw/adv/dprdkaltim)
