Konus.id, Samarinda – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur , Salehuddin menyoroti isu soal rendahnya minat anak-anak di sekitar wilayah perusahaan untuk melanjutkan pendidikan. Menurutnya, banyak anak usia SMP yang lebih memilih membantu orang tua mencari penghasilan ketimbang melanjutkan sekolah.
“Alasan sederhananya anak SMP banyak yang tidak mau sekolah karena lebih baik bantu orang tua dapat duit daripada sekolah,” ujarnya.
Melihat kondisi ini, Salehuddin menginisiasi rencana pembangunan Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, khususnya di Muara Kaman dan Kota Bangun. Meski sudah tersedia sekolah menengah pertama (SMP), wilayah ini belum memiliki SMA yang dapat melayani kebutuhan pendidikan anak-anak keluarga karyawan perusahaan setempat.
“Di sana ada ribuan karyawan dan anak-anaknya cukup banyak, tetapi SMA belum ada. Yang mau kita bangun ini SMAnya,” jelas Salehuddin.
Ia juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka. Menurut Salehuddin, kurangnya dorongan dari orang tua membuat anak-anak lebih nyaman membantu keluarga, yang berdampak pada rendahnya angka partisipasi pendidikan.
Sebagai solusi, Salehuddin mengusulkan model sekolah berasrama di daerah-daerah terpencil, serupa dengan konsep SMAN 3 Tenggarong. Di model ini, pemerintah diharapkan menanggung biaya asrama, sehingga beban finansial orang tua berkurang.
“Kalau di Malaysia, sekolah yang jauh dari rumah dibangunkan asrama, kemudian biayanya dibayarkan oleh pemerintah. Seperti di SMAN 3 Tenggarong mulai tahun ini, kita dorong agar pembiayaannya oleh pemerintah provinsi, bukan lagi oleh orang tuanya,” tambahnya.
Salehuddin juga mengapresiasi kontribusi beberapa perusahaan yang telah membantu dalam pembebasan lahan dan pembangunan sekolah, serta menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan sektor swasta untuk memajukan pendidikan di Kaltim. (aw/adv/dprdkaltim)