DPRD SMD

Ronald Minta Penertiban Pak Ogah di Samarinda Dilakukan Secara Selektif

159
×

Ronald Minta Penertiban Pak Ogah di Samarinda Dilakukan Secara Selektif

Sebarkan artikel ini
Foto: Ronald Stephen Lonteng, anggota Komisi I DPRD Kota Samarinda (aw)

Konus.id, Samarinda – Anggota Komisi I DPRD Kota Samarinda, Ronald Stephen Lonteng, menanggapi isu keberadaan pak ogah di sejumlah simpang jalan dengan mendorong pendekatan yang lebih bijak dalam proses penertibannya. Ia menilai, tidak semua pak ogah harus dianggap sebagai masalah, sebab sebagian dari mereka justru berperan dalam membantu kelancaran lalu lintas.

Menurutnya, faktor ekonomi menjadi latar belakang utama keberadaan pak ogah, dan dalam banyak kasus, mereka berkontribusi positif, terutama saat jam sibuk.

“Kalau seperti pak ogah yang berada di simpangan jalan, ini kan sebenarnya faktor ekonomi ya. Tidak semua meresahkan, ada beberapa yang cukup membantu lalu lintas. Kalau dengan adanya pak ogah ini bisa membantu, ya kenapa dipermasalahkan,” katanya.

Ronald menekankan bahwa selama kehadiran mereka tidak disertai paksaan dan tidak merugikan pengguna jalan, maka tak perlu menjadi polemik. Ia pun mendorong masyarakat untuk melapor jika ada tindakan yang meresahkan, agar pihak terkait bisa melakukan penanganan tepat sasaran.

“Selama itu tidak ada paksaan dan membantu kemacetan di jam-jam tertentu, saya rasa tidak masalah. Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, silakan berikan laporan agar kita tahu di mana lokasi yang sering mendapatkan kerugiannya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ronald menyoroti pentingnya kebijakan yang selektif dalam melakukan penertiban. Ia berharap petugas di lapangan tidak menerapkan pendekatan seragam, melainkan mempertimbangkan situasi dan kontribusi masing-masing individu.

“Kalau ada beberapa laporan tentang hal tersebut, kan artinya pihak-pihak terkait harus lebih selektif lagi dalam penertiban di jalan raya. Jangan sampai yang awalnya baik untuk membantu, malah menambah kemacetan,” tambahnya.

Ronald berharap, dengan pendekatan yang manusiawi dan kontekstual, penataan lalu lintas di Kota Samarinda dapat berjalan lebih tertib tanpa mengabaikan nilai sosial dari fenomena pak ogah.

(Wd/adv/dprd/smd)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *