Konus.id, Samarinda – Menilik sejak apa yang disampaikan dalam rapat Pleno di Gedung Parlemen, Jakarta, pada Senin, 20 Januari 2025, wacana izin pengelolaan tambang oleh perguruan tinggi menngundang banyak pro dan kontra antara pihak kampus dengan mahasiswa.
Wacana pemberian wilayah izin usaha pertambangan atau WIUP untuk perguruan tinggi membuat sejumlah organisasi Ekskutif Mahasiswa alias BEM maupun DEMA merasa resah terhadap rencana ini. Usulan ini tertuang dalam susunan Rancangan Undang-undang Mineral dan Batubara atau UU Minerba yang telah disepakati Badan Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat atau Baleg DPR. Banyak organisasi Mahasiswa yang menolak rencana pemberian izin tambang yang tertuang dalam Rancangan Undang-Undang Mineral dan Batu Bara atau RUU Minerba tersebut.
Namun ada beberapa pihak yang menilai kebijakan ini berdampak positif agar kampus lebih mandiri dalam hal pendanaan. Namun, tak sedikit yang turut membeberkan dampak negatifnya.
“Saya (M. Hanif) sebagai mahasiswa menilai bahwasanya jikalau seorang pihak lembaga akademisi kampus menyetejui hal tersebut apakah meraka tidak mempertimbangkan dulu dari sisi negatifnya, karna kembali lagi kepada tri dharma perguruan tinggi bahwasanya pada poin ke-tiga menyebutkan pengabdian masyarakat, sampai sini harusnya kita bisa melihat bahwasanya setiap pertambangan yang beroperasi hingga saat ini selalu mendapatkan keluhan dari masyarakat. Dan melihat daripada sisi agama keputusan rancangan UU tersebut lebih banyak mendatangkan mudharat ketimbang maslahat. Oleh karena itu apakah pihak lembaga perguruan tinggi terkhususnya perguruan tinggi agama islam apakah mereka tidak bisa menilai hal tersebut melalui perpesktif Maslahah Mursalah ?, harusnya pihak lembaga kampus lebih memahami hal tersebut. Selain itu, apabila kampus ikut serta dalam pengelolaan tambang bukankah hal ini akan mencederai nilai independensi suatu perguruan tinggi ?, maka dari itu saya pastikan saya orang pertama yang akan menindak tegas apabila rancangan UU tersebut disetujui oleh pihak kampus (UINSI) dimana saya belajar.”