Konus.id, Samarinda – Rencana uji coba vaksin tuberkulosis (TBC) M72 di Indonesia menarik perhatian Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Sani Bin Husain. Ia menegaskan bahwa uji coba tersebut tidak boleh dilakukan sembarangan tanpa memastikan syarat keselamatan dan etika telah terpenuhi.
“Saya tidak ingin warga Samarinda jadi bahan uji coba vaksin jika tidak lengkap tiga syarat utama,” tegas Sani.
Menurutnya, syarat pertama yang wajib dipenuhi adalah pemetaan risiko secara menyeluruh. Efek samping serta kemungkinan bahaya dari vaksin harus diinformasikan secara transparan kepada seluruh peserta.
“Harus dipetakan dulu efek samping dan risikonya, dan harus jelas penanganannya. Prosedur ini harus betul-betul aman dan tersampaikan jelas ke peserta uji,” jelasnya.
Sani melanjutkan, syarat kedua berkaitan dengan tanggung jawab penuh dari pihak penyelenggara apabila terjadi masalah kesehatan selama atau setelah uji coba berlangsung. “Pihak terkait harus siap bertanggung jawab penuh jika terjadi hal di luar kendali atau risiko kesehatan,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya persetujuan sukarela dari peserta uji coba, tanpa ada unsur paksaan, terutama bagi kelompok rentan.
“Uji coba tidak boleh dipaksakan pada anak-anak, orang tua, dan warga yang tidak bersedia mengikuti uji ini. Jadi tidak boleh ada paksaan dalam bentuk apa pun,” sambungnya.
Pernyataan tersebut muncul setelah beredar informasi bahwa Indonesia akan menjadi salah satu lokasi uji coba vaksin TBC M72 yang dikembangkan oleh Bill Gates melalui Gates Foundation.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menyampaikan kabar ini usai bertemu langsung dengan Bill Gates di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu (07/05/2025).
“Beliau sedang kembangkan vaksin TBC untuk dunia, dan Indonesia akan jadi salah satu tempat uji coba,” kata Prabowo.
Bill Gates menyebut uji coba vaksin M72 telah dimulai, termasuk di dua lokasi di Indonesia. Selain Indonesia, vaksin ini juga sedang diuji di India dan sejumlah negara Afrika, dengan harapan menjadi solusi global untuk pemberantasan TBC yang masih menjadi penyakit menular mematikan.
Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan tren peningkatan kasus TBC di Indonesia. Pada 2023 tercatat 809.000 kasus, meningkat dari 724.000 kasus pada tahun sebelumnya. (aw/adv/dprd/smd)
