Konus.id, Samarinda – Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Maswedi, mendesak Pemerintah Kota Samarinda untuk segera melakukan revitalisasi permukiman kumuh, khususnya di wilayah Samarinda Kota dan Samarinda Ilir.
Maswedi menyampaikan keprihatinan atas kondisi permukiman kumuh yang tidak hanya mengganggu keindahan kota, tetapi juga berpotensi menimbulkan risiko bencana seperti kebakaran dan penyebaran penyakit.
“Misalnya, revitalisasi Pasar Pagi sudah menunjukkan kemajuan pembangunan Samarinda, tapi keberadaan kawasan kumuh bisa mengurangi dampak positif dari pembangunan tersebut,” jelasnya.
Ia mengajak Pemkot Samarinda untuk lebih serius menangani permasalahan ini dengan meminta Disperkim dan PUPR mengalokasikan anggaran yang lebih besar pada tahun 2026.
“Salah satu solusi yang diusulkan adalah relokasi warga yang tinggal di bantaran sungai, agar fungsi sungai bisa kembali menjadi ruang terbuka dan kawasan yang bersih di kota,” jelas Maswedi.
Ironisnya, permukiman kumuh justru banyak ditemukan di pusat kota seperti Samarinda Ilir dan Samarinda Kota, dengan tingkat kepadatan tinggi dan lingkungan yang tidak tertata dengan baik.
“Justru kawasan kumuh paling banyak terdapat di pusat kota,” tambahnya.
Maswedi mengingatkan, jika masalah kawasan kumuh terus diabaikan, akan menimbulkan ketimpangan dalam kualitas hidup masyarakat.
Karena itu, pihak legislatif terus mendorong agar revitalisasi kawasan kumuh menjadi prioritas dalam rencana pembangunan ke depan.
“Kerja sama antar lembaga seperti Disperkim dan PUPR sangat diperlukan untuk mewujudkan lingkungan kota yang lebih layak dan tertata,” pungkasnya. (aw/adv/dprd/smd)