Konus.id, PENAJAM — Proyek jalan pesisir (coastal road) sepanjang 12 kilometer di Penajam Paser Utara (PPU) kembali jadi sorotan. Setelah lebih dari 15 tahun sejak digagas pada 2009, jalan yang konon dirancang untuk memperkuat konektivitas kawasan pesisir itu belum juga tuntas, apalagi berfungsi optimal.
Anggota Komisi III DPRD PPU, Adjie Noval Endyar, menyuarakan kekhawatiran bahwa proyek yang telah menyedot dana ratusan miliar rupiah tersebut berpotensi menjadi monumen pemborosan anggaran jika terus terbengkalai.
“Apa yang dulu dicanangkan pemimpin daerah bisa-bisa jadi sia-sia kalau tak segera dilanjutkan. Anggarannya besar, tapi output-nya belum kelihatan,” tegas Adjie, Rabu (4/6/2025).
Ia menyebutkan bahwa meski urgensinya saat ini tidak tergolong tinggi, namun prospek kebermanfaatannya cukup menjanjikan. Jika difungsikan secara tepat, jalan tersebut bisa mendukung lalu lintas antarwilayah sekaligus menjadi fondasi pembangunan konsep waterfront city di kawasan pesisir PPU.
“Mandeknya ini menyedihkan. Padahal secara fungsional bisa menunjang banyak sektor,” ucapnya.
Namun, Adjie juga tak menutup mata terhadap realitas fiskal. Lanjutan proyek tersebut, katanya, membutuhkan perencanaan ulang yang matang, dengan memperhitungkan keterbatasan anggaran daerah agar tidak kembali menjadi beban pembangunan yang stagnan.
“Investasi berikutnya harus dihitung cermat. Jangan sampai kita gali lubang baru, tapi tetap gelap,” ujarnya setengah menyindir.
Meski tak tergolong kebutuhan darurat, DPRD tetap mendorong agar proyek ini dihidupkan kembali agar tidak berubah jadi aset mangkrak. Minimal, kata Adjie, jalan itu bisa difungsikan dengan standar dasar demi menghindari pemborosan lebih lanjut.
“Pemda harus cari cara kreatif agar ini tidak jadi proyek kenangan tanpa manfaat. Kalau pun belum bisa sempurna, minimal layak dipakai,” tutupnya.