Konus.id, Samarinda – Di tengah gencarnya Gerakan #IndonesiaGelap yang mempertanyakan kinerja pemerintah, BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan Organisasi Kemahasiswaan lainnya malah mengikuti kegiatan Baksos Polri Presisi bersama dengan Polda Kaltim. Terselenggaranya kegiatan ini memicu pro dan kontra di kalangan mahasiswa. Ada yang menganggap langkah ini sebagai bentuk pragmatisme yang diperlukan, sementara yang lain melihatnya sebagai pengkhianatan terhadap idealisme mahasiswa.
Di satu sisi, kerja sama dengan Polda Kaltim dapat membuka peluang bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang berharga. Namun, di sisi lain, kerja sama ini juga dapat dipandang sebagai bentuk legitimasi terhadap kebijakan pemerintah yang saat ini banyak dikritik.
“Arya Guna selaku Sekertaris Umum Semmi Cabang Samarinda Menyampaikan bahwa Mahasiswa selalu dianggap sebagai agen perubahan yang idealis. Mereka diharapkan dapat menjadi suara kritik yang konstruktif terhadap kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, kerja sama dengan pihak Polisi dapat membuat mahasiswa kehilangan identitasnya sebagai agen perubahan”.
Namun, perlu juga diingat bahwa idealisme tanpa aksi nyata tidak akan pernah mencapai tujuannya. Pragmatisme dalam konteks ini dapat dipandang sebagai cara untuk mencapai tujuan idealis dengan cara yang lebih realistis. Yang penting adalah memastikan bahwa kerja sama ini tidak mengorbankan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dijunjung tinggi oleh mahasiswa.
Pada akhirnya, keputusan BEM dan Organisasi Kemahasiswaan lainnya untuk bekerja sama dengan Polda Kaltim harus dipandang sebagai kesempatan untuk memulai diskusi yang lebih mendalam tentang peran mahasiswa dalam masyarakat. Tetapi perlu ditekankan diskusi ini harus melibatkan semua pihak yang terkait dan memastikan bahwa nilai-nilai idealis mahasiswa tetap terjaga sebagaimana mestinya.