Konus.id, Samarinda – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Samarinda menyampaikan duka mendalam dan kemarahan atas tragedi yang menimpa tiga kader HMI Kalimantan Utara yang mengalami luka bakar serius saat aksi demonstrasi di Mapolda Kaltara pada Kamis (17/7). Insiden ini bukan hanya bentuk kelalaian, tetapi pelanggaran nyata terhadap prinsip kemanusiaan dan demokrasi.
Peristiwa memilukan ini terjadi ketika massa aksi tengah membakar ban sebagai simbol protes. Situasi yang semula terkendali berubah menjadi bencana ketika salah satu aparat yang terekam kamera menggenggam keras botol berisi bensin dan menyemprotkannya ke area pembakaran. Cairan tersebut mengenai pakaian demonstran dan seketika api menyambar tubuh mereka. Jeritan mereka menjadi saksi bisu bahwa negara gagal melindungi hak rakyat untuk bersuara.
Ketua Umum HMI Cabang Samarinda, Syahril Saili, dengan tegas mengecam tindakan represif ini:
“Di negeri yang mengaku demokratis, kebebasan menyampaikan pendapat bukan hanya hak, tapi amanat konstitusi. Aparat seharusnya melindungi, bukan melukai. Apa yang terjadi adalah tindakan yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Kami sangat kecewa dan marah,” tegasnya.
HMI Samarinda menuntut Kapolda Kaltara bertanggung jawab penuh atas tragedi ini.
“Jika tidak mampu menjamin keamanan rakyat dan menghormati konstitusi, lebih baik mundur dari jabatan. Luka yang dialami kader kami bukan sekadar luka fisik, tetapi luka bagi demokrasi,” lanjut Syahril dengan nada tegas.
Sebagai bentuk solidaritas, HMI Samarinda tengah mempersiapkan langkah strategis,
“Kami tidak akan diam. Api yang membakar tubuh saudara kami adalah api yang membakar semangat perjuangan kami. HMI Samarinda berdiri tegak untuk memastikan tragedi ini tidak terulang kembali,” tutup Syahril.
