RAGAM

Membangun Peradaban Berbasis Teologi Profetik

158
×

Membangun Peradaban Berbasis Teologi Profetik

Sebarkan artikel ini
Aulia Wanda Devania, Kader Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Samarinda

Jakarta, 01 Desember 2025

Pada Advance Training (LK III) Badko HMI Jabodetabek-Banten

Oleh: Aulia Wanda Devania

Manusia adalah makhluk yang tak terpisahkan dari perubahan. Melalui interaksi sosial dan budaya, manusia terus berevolusi untuk mencapai titik peradaban di berbagai wilayah. Ini membuktikan bahwa perubahan adalah sesuatu yang tidak mungkin dipisahkan dari kehidupan manusia.

Dalam Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP), perubahan erat kaitannya dengan gerakan perjuangan. Tauhid sebagai ruh perjuangan mendorong manusia berjalan pada satu garis kebenaran dan melekatkan sifat kepemimpinan untuk menjalankan misi mentransformasikan nilai-nilai Al-Quran (Tabligh).

Di era sekarang, kita diajarkan menerapkan jenis kepemimpinan ala Nabi Muhammad SAW atau yang dikenal sebagai Kepemimpinan Profetik. Mahasiswa umumnya mengenal empat sifat utama kepemimpinan profetik, yaitu:

1. Sidiq (jujur)

2. Amanah (dapat dipercaya)

3. Tabligh (menyampaikan pesan)

4. Fatanah (cerdas dan bijaksana)

Kepemimpinan profetik adalah tentang perubahan. Artinya, kepemimpinan ini harus menjadi kiblat bagi perubahan yang berarti. Nabi Muhammad SAW adalah tokoh revolusioner yang seluruh aksi perjuangan dan semangatnya tetap relevan hingga kini. Kata-kata beliau yang sarat prediksi dan panggilan aksi bukan sekadar cerita masa lalu, melainkan blueprint untuk transformasi hari ini. Bayangkan jika kita membangun peradaban yang tidak hanya maju secara materi, tetapi juga rohani dan sosial, di mana keadilan, ilmu pengetahuan, dan kebersamaan menjadi pondasi utama.

Di sinilah NDP HMI mengambil peran krusial. NDP menggabungkan nilai tauhid, keislaman, dan kemanusiaan untuk menciptakan gerakan mahasiswa yang profetik. Melalui poin-poinnya, tauhid menjadi sumber etika yang mendorong kita melawan ketidakadilan seperti korupsi dan kesenjangan dalam ummah. Sedangkan aspek keislaman yang profetik, ala Madinah, menekankan musyawarah untuk mencapai maslahah (kemaslahatan). Dengan demikian, NDP berfungsi sebagai alat transformatif yang hidup dalam aksi nyata mulai dari advokasi lingkungan halal sampai pemberdayaan pemuda di era bonus demografi.

Bayangkan jika NDP diintegrasikan dalam kerangka teologi profetik: mahasiswa HMI tidak sekadar jadi penonton, tapi agen perubahan. Kita bisa mewujudkan peradaban NKRI yang adil, sesuai dengan visi Pancasila dan sila-sila 1 sampai 5, namun tetap berlandaskan wahyu.

Namun, setiap gagasan pasti menghadirkan tantangan. Tantangan yang terbesar saat ini adalah egoisme dan sekularisme yang melemahkan spiritualitas manusia. Solusinya? Kembali kepada NDP sebagai kompas. Dengan begitu, semangat profetik tak hanya menjadi teori, tapi juga menjadi aksi sehari-hari yang melekat kuat dalam jiwa manusia.

Pesan untuk seluruh kader HMI :

Jika ingin mengetahui kekuatanmu, berorganisasilah. Jika ingin menemukan dirimu, bertemanlah. Jika ingin merawat jiwamu, bersaudaralah. Jika ingin semuanya, berHMI-lah.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *