DPRD SMD

Dorong Ketahanan Bencana, DPRD Samarinda Soroti Peran Keluarga sebagai Garda Terdepan

178
×

Dorong Ketahanan Bencana, DPRD Samarinda Soroti Peran Keluarga sebagai Garda Terdepan

Sebarkan artikel ini
Foto: Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, M Andriansyah (ist)

Konus.id, Samarinda – Pembangunan kota tangguh bencana dinilai tidak cukup hanya bergantung pada kebijakan atau infrastruktur teknis. Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, M Andriansyah, menilai kesiapsiagaan seharusnya dimulai dari rumah tangga sebagai unit terkecil masyarakat.

Kalau kita bicara soal kota yang tahan bencana, maka jangan lupakan keluarga. Edukasi kebencanaan harus masuk ke rumah tangga, ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa keluarga memiliki peran krusial dalam membentuk kesadaran bersama terhadap potensi bencana. Tanpa pemahaman dasar dan keterampilan dalam menghadapi kondisi darurat, sarana mitigasi dan sistem peringatan dini yang dibangun pemerintah tidak akan optimal.

Andriansyah mencontohkan beberapa langkah praktis seperti mematikan listrik saat banjir, mengetahui jalur evakuasi dari rumah, hingga cara melindungi anak-anak ke tempat aman bisa menjadi faktor penentu keselamatan.

Ia juga menyoroti program Katana (Kelurahan Tangguh Bencana) yang dinilainya belum menyentuh masyarakat secara langsung. Edukasi kebencanaan, menurutnya, tidak seharusnya hanya berakhir di dokumen perencanaan atau pelatihan formal semata.

Modul pelatihan yang ringan, bisa disisipkan ke sekolah atau forum ibu-ibu. Dengan cara itu, edukasi bisa menyebar secara masif dan praktis, jelasnya.

Andriansyah mendorong agar sejak dini, kurikulum pendidikan juga memuat materi mitigasi bencana. Ia menilai pentingnya membekali anak-anak dengan wawasan kebencanaan sebagai langkah membangun generasi yang lebih siap menghadapi risiko.

Data dari BNPB menunjukkan Indonesia berada di jajaran negara dengan tingkat risiko bencana tertinggi. Di Kalimantan Timur, banjir dan kebakaran hutan menjadi ancaman utama yang terus berulang.

Menurut Andriansyah, banyaknya korban bencana tidak hanya disebabkan faktor alam atau infrastruktur yang belum memadai, tetapi juga karena rendahnya kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam merespons krisis.

Bicara soal mitigasi bukan hanya soal bangunan atau logistik. Tapi soal menyiapkan mental, pengetahuan, dan langkah-langkah praktis di tingkat keluarga. Di situlah ketahanan sejati dibentuk, pungkasnya. (wd/adv/dprd/smd)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *