Konus.id, PENAJAM – Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Thohiron, menilai keberadaan koperasi desa di wilayah PPU masih belum berjalan secara optimal. Hal ini ia sampaikan menyusul program pemerintah pusat yang mendorong pembentukan Koperasi Desa Merah Putih untuk mendukung pembangunan desa dan pemerataan ekonomi nasional.
Menurut Thohiron, implementasi koperasi di lapangan masih menemui berbagai kendala, terutama dalam hal pengelolaan dan keberpihakan terhadap anggota.
“Sejak dulu koperasi ini sudah diperkenalkan, tapi praktiknya di lapangan banyak yang justru lebih menguntungkan pengurus dibandingkan anggota,” ujarnya, Senin (28/4/2025).
Ia juga mengungkapkan bahwa sebagian besar koperasi yang aktif di PPU, terutama di luar koperasi milik perusahaan, masih terbatas pada sektor simpan pinjam. Sementara upaya untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat melalui koperasi belum berkembang maksimal.
“Persaingan harga dengan pihak swasta juga menjadi tantangan, apalagi jika harga dari koperasi lebih tinggi, tentu akan sulit bersaing,” jelasnya.
Thohiron menyarankan agar koperasi desa lebih diarahkan untuk mengelola dan menyediakan produk-produk komoditas lokal seperti hasil pertanian, pupuk, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya yang berasal dari desa. Namun demikian, ia menilai tantangan terbesar masih terletak pada kapasitas manajemen dan kepercayaan masyarakat.
“Kita tidak bisa pungkiri, ada trauma dari masyarakat akibat kegagalan koperasi di masa lalu. Maka, pengelolaan harus dilakukan secara profesional dan transparan,” katanya.
Ia menekankan bahwa keberhasilan koperasi bergantung pada kekompakan antara pengurus dan anggota, serta kemampuan kewirausahaan yang dimiliki.
“Kalau koperasi ingin efektif, seluruh kebutuhan warga sebaiknya disuplai dari koperasi itu sendiri. Tapi itu hanya bisa terjadi kalau pengelolanya benar-benar siap,” tutupnya.