PENDIDIKANRAGAM

Inovasi Budidaya Tambak Silvofishery, Delegasi FPIK UNMUL Raih Juara 3 Esai PAI HIMAKUAI Tingkat Nasional

248
×

Inovasi Budidaya Tambak Silvofishery, Delegasi FPIK UNMUL Raih Juara 3 Esai PAI HIMAKUAI Tingkat Nasional

Sebarkan artikel ini
Delegasi Pekan Akuakultur Indonesia (PAI) Makassar : Muhammad Ikhsan Amin (Ketua Umum Himakua FPIK UNMUL Periode 2023) dan Aulia Wanda Devania (Ketua Umum Himakua FPIK UNMUL Periode 2022)

Konus.id, Makassar – Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman (FPIK UNMUL) kembali mengharumkan nama kampus lewat prestasi di ajang Pekan Akuakultur Indonesia (PAI) yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Akuakultur Indonesia. Dalam kegiatan tersebut, Aulia Wanda Devania dan Muhammad Ikhsan Amin mewakili Himpunan Mahasiswa Akuakultur FPIK UNMUL sebagai peserta lomba esai bertema pencemaran lingkungan dan berhasil meraih juara 3.

“Saya dan rekan saya, Ikhsan, sebagai delegasi dalam kegiatan Pekan Akuakultur Indonesia (PAI) yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Akuakultur Indonesia, mewakili Himpunan Mahasiswa Akuakultur FPIK UNMUL sebagai peserta kegiatan dan juga mengikuti lomba esai yang bertemakan pencemaran lingkungan,” ungkap Aulia Wanda Devania.

Pada lomba tersebut, Aulia dan Ikhsan mengangkat solusi permasalahan pencemaran lingkungan melalui budidaya tambak dengan mangrove atau silvofishery.

“Kami membahas tentang solusi dari pencemaran lingkungan, yaitu budidaya tambak dengan mangrove atau yang biasa dikenal sebagai silvofishery. Metode ini cukup populer di Kalimantan Timur, dan sudah lumayan banyak riset yang dilakukan dalam pengembangan metode ini. Saya juga banyak belajar dan diskusi dengan pembina kami yaitu Prof Esti tentang Silvofishery ini. Output-nya menguntungkan di bidang produksi, lingkungan, dan bahkan ekonomi pembudidaya,” jelas Aulia.

Dengan mengusung tema Blue Economy (BE) pada ajang PAI tahun ini, Aulia menilai gagasan yang diangkat dalam esai timnya sangat tepat sasaran.

“Dengan tema umum Blue Economy (BE), saya rasa tema esai yang kami bawakan tentu sangat menarik untuk dibahas. Konsepnya tetap sederhana dan tidak perlu menggunakan biaya operasional yang tinggi,” lanjutnya.

Muhammad Ikhsan Amin menambahkan, dalam presentasi yang mereka sampaikan di hadapan dewan juri, solusi silvofishery ditawarkan secara lengkap dan berdasarkan realita di lapangan.

“Dalam presentasi tadi, kami menawarkan metode silvofishery dengan sangat lengkap dan sesuai dengan keadaan di lapangan. Kebetulan di kampus kami ada salah satu dosen yang sedang meneliti tentang silvofishery, jadi sedikit banyaknya kami mahasiswa FPIK UNMUL sudah cukup familiar dengan konsep ini,” kata Ikhsan.

Menurut Ikhsan, subtema pencemaran lingkungan dalam konteks Blue Economy memang sangat sesuai dipadukan dengan solusi metode budidaya tambak tradisional yang lebih ramah lingkungan.

“Sama seperti yang dikatakan rekan saya, bahwa untuk tema umum Blue Economy (BE) dengan subtema pencemaran lingkungan, sangat cocok jika yang kami angkat adalah tentang solusi metode bagi budidaya tambak yang masih secara tradisional,” tambahnya.

Lebih lanjut, Ikhsan menekankan pentingnya pembaruan literasi dan penelitian tentang silvofishery untuk kemajuan akuakultur berkelanjutan di Indonesia.

“Kami tentu harus mempelajari lebih banyak lagi hasil riset mengenai silvofishery, karena pasti hasil penelitiannya akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Harapannya, kita semua bisa lebih banyak lagi menawarkan solusi untuk budidaya perikanan kita yang aware terhadap hasil produksi dan tentu harus ramah lingkungan,” pungkasnya.

Prestasi yang diraih Aulia dan Ikhsan di Pekan Akuakultur Indonesia 2025 diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi sekaligus membangun kepedulian terhadap lingkungan dan keberlanjutan sektor perikanan.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *