Konus.id, PENAJAM – Budidaya ikan air payau di Penajam Paser Utara (PPU) dinilai masih belum optimal. Ketua Komisi I DPRD PPU, Ishaq Rakhman, menyoroti kondisi petambak di wilayah Waru dan Babulu yang belum mendapat pendampingan maksimal.
“Di Waru banyak tambak yang mati karena kurangnya pendampingan. Babulu Laut juga banyak, tapi hasilnya belum maksimal,” ungkap Ishaq, Selasa (25/3/2025).
Ia menyebut, salah satu masalah utama adalah minimnya pengetahuan teknis dan modal yang seadanya. Padahal, kata Ishaq, petani tambak bisa lebih sejahtera kalau ada pelatihan dan dukungan lanjutan dari pemerintah.
“Kalau pemerintah memang serius, jangan cuma pendampingan SDM, tapi bantu juga permodalannya. Supaya mereka bisa jalan,” ujarnya.
Menurutnya, potensi budidaya ikan di PPU cukup besar. Mulai dari udang, bandeng, nila, mujair, sampai lele. Tapi sejauh ini yang paling dominan tetap bandeng karena dinilai lebih mudah dibudidayakan.
DPRD PPU sendiri sudah mendorong terbentuknya kelompok pembudidaya ikan (pokdakan). Tapi, masalahnya, program pendampingan sering kali putus di tengah jalan.
“Setelah bantuan dikasih, pendampingannya lepas. Nggak ada pembinaan lanjutan, jadi ya cuma bertahan satu putaran. Setelah itu berhenti,” jelas Ishaq.
Ia berharap ke depan ada program yang lebih berkelanjutan mulai dari pelatihan, pembinaan rutin, hingga monitoring langsung di lapangan.
“Penyuluh lapangan juga harus lebih aktif. Idealnya beberapa hari sekali turun, ketemu petani tambak. Karena dari situ bisa tahu langsung masalah mereka,” pungkasnya.